Semuanya tenggelam, begitulah kira-kira arti dari judul sebuah film yang mengajarkan kepada penontonnya tentang semangat hidup, pantang menyerah dan tidak mudah berputus asa dalam menghadapi kenyataan hidup. Sesulit apapun dan dalam keadaan terpuruk seperti apapun. Kehidupan harus dilalui dan dihadapi dengan semangat juang yang terus membara. Tidak boleh ada kata menyerah apalagi pasrah. Kecuali apabila semua daya dan usaha sudah tercurah dan keadaan memaksa untuk menyerah.
Film yang dibintangi Robert Redford ini merupakan serial drama survival. Bertahan hidup ditengah lautan seorang diri didalam kapal. Film yang dirilis pada 2013 oleh Washington Square Film cukup memberikan kesan tegang. Robert Redford yang dari wajahnya tampak guratan usia mulai menua berusia sekitar kepala enam. Garis mukanya hamper mirip dengan Donalt Trump. Dengan cekatan sang bintang memainkan peran sebagai seorang navigator.
Menjadi nahkoda kapalnya seorang diri. Dari acting yang ia mainkan, tampak kesan bahwa ia adalah seorang pelaut yang dapat mengatasi permaslahan berkaiatan dengan pelayaran. Seperti memperbaiki peralatan. Antisipasi cuaca yang membutuhkan ketangkasan dan keterampilan diduania nyata.
Adegan dimulai pada saat sang actor terbangun disiang hari dari tidurnya yang terbaring diatas sofa didalam kapal karena merasakan air laut mulai masuk kedalam ruangan kapal pribadinya. Usut punya usut penyebabnya adalah bocornya dinding kapal yang berlubang cukup besar akibat hantaman sebuah container yang terapung ditengah lautan. Entah apa penyebabnya, container tersebut sudah terapung dan menempel di dinding kapal.
Sehingga secara perlahan namun pasti. Air merangsek masuk kedalam. Sang aktorpun bangun dan berusaha menyingkirkan container dari kapal dan berhasil. Namun masalah yang ia hadapi belum selesai sampai disitu.
Kebocoran dinding kapal harus ditangani agar air laut tidak terus menerus masuk. Beruntung saja dikapal terdapat cairan perekat. Maka sang aktorpun mencari bahan berupa serat yang dapat dijadikan media untuk menambal. Lubang yang diakibatkan hantaman container lumayan besar. Sekitar berdiameter 70 cm. Tetapi pada akhirnya lubang tersebut berhasil ditutup. Tugas selanjutnya adalah menguras air didalam kapal yang menggenang setinggi lutut.
Akibat kemasukan air. Aki dan mesin kapal tidak dapat dinyalakan sehingga mesin penguras tidak dapat difungsikan. Dimulailah pengurasan secara manual dengan memompa menggunakan tangan. Setelah air terkuras semua barulah aki diangkat dan diperbaiki. Parahnya, radio HT tidak dapat difungsikan sehingga kesulitan mencari bantuan dan pertolongan.
Belajar dari Film diatas, jangan sampai kita putus asa dalam menghadapi realitas kehidupan ini. Selalu ada harapan disetiap persoalan. Karena dibalik kesulitan, tuhan juga menciptakan kemudahan. Ditahun yang baru ini, marilah kita berbahagia dengan semangat dan penuh harapan. Semoga hari esok akan lebih indah dari kemarin.